Jumat, 29 Mei 2009

Sabtu, 23 Mei 2009

Kamis, 21 Mei 2009

Qibil "The Changcuters", Selalu Gaya Setiap Saat

Qibil "The Changcuters", Selalu Gaya Setiap Saat
 

SIAPA tak kenal band bernama The Changcuters? Band yang namanya sedang naik daun ini, dikenal dengan keseragamannya di panggung. Yups, gaya seragam manggung ala The Changcuters ini banyak diikuti remaja sekarang. Celana superketat dipadu dengan t-shirt atau kemeja yang juga ketat, plus gaya rambut jambul bak vokalisnya, atau rambut potongan mangkuk bakso terbalik. Humm, ternyata di balik semua gaya The Changcuters ini, ada satu orang yang megang peran penting. Siapa dia? Ladies and gents, please welcome, Muhammad Iqbal, a.k.a Qibil, sang gitaris…

Fashion dan style band yang pernah merajai pensi Kota Bandung beberapa tahun lalu ini, emang dipegang oleh Qibil. "Kalau saya nemu gaya ini, terus kata saya keren, saya presentasiin. Pokoknya, saya tuh divisi research and development fashion-nya buat The Changcuters," ujarnya pada belia, sesaat sebelum mengisi acara ulang tahun di salah satu televisi nasional. Cowok yang sejak TK udah sadar fashion ini bilang, kalau fashion statement satu band itu penting banget. "Fashion di band itu udah kayak genre lah. Berjalan beriringan dan saling memengaruhi," katanya.

Omongan Jarvis Cocker tentang fashion dan band, menjadi acuan Qibil. "Saya tuh suka dan setuju banget sama quote-nya Jarvis Cocker yang bilang gini: ‘I think stylists for bands should be illegal. The thing about a band, for me anyway, is that it isn`t just to do with the music, it`s to do with an attitude. The way a band looks has a lot to do with that. I expect a band to write their own songs, and I also expect them to dress themselves. I think it`s cheating if you get someone else to do it for you. It just doesn`t seem right to me’".

Enggak salah juga kalau bandnya memercayakan urusan fashion pada cowok kelahiran 10 Maret 1982 ini. Soalnya, sejak kecil Qibil udah terbiasa untuk memadupadankan koleksi pakaian yang ia miliki. "Mama saya tuh orangnya sangat modis, selalu memerhatikan ke-matchingan anaknya. Trus, kalau beli baju, saya selalu ikut ke Palaguna Bandung, beli baju Chips tea, hehehe…" ujarnya. Saking gemarnya memadupadankan pakaian, Qibil pun sering diminta untuk ngedandanin teman-temannya. "Dari SMA, banyak sih, temen-temen yang minta fashion advice dari saya, hehe. Misalnya beli ini yang bagus di mana, beli itu di mana bagusnya."

Semasa SMA, seragam putih abu-abu pun bisa dibikin gaya oleh Qibil. Tapi, untuk tampil gaya di sekolah, ada harga yang mesti dibayar. "Zaman saya dulu kan, indies lagi happening. Kemeja ketat, tetapi celana enggak se-extreme sekarang ketatnya. Rambut juga polem tea, makanya saya dari dulu paling sering dikejar-kejar guru. Jadi, berangkat sekolah harus sampe paling pagi biar enggak ketemu guru piket, heheh.." Pernah kena razia? "Pernah. Itu mah rasanya kayak kiamat hahaha… Dipotong enggak rata tea. Huaaaa!" 

Meski potongan enggak rata, enggak ada kamus enggak pede dalam diri Qibil. "Kayaknya saya enggak pernah ngerasa enggak gaya. Kalau menurut saya, saat saya paling gaya tuh pas ke kampus sama ke kondangan. Tapi, setiap saat saya sih ngerasa gaya, hehehe…" kata cowok yang senang berbelanja di Gedebage Bandung ini. Ketika belia tanya, band lokal mana yang gayanya paling oke menurut Qibil, jawabnya adalah "The Brandals dan White Shoes and The Couples Company. Saya senang dengan gaya klasik yang tetap in dari masa ke masa," kata penggemar kaus bergambar Gaban ini.

Gaya favoritnya Qibil sekarang juga enggak jauh dari nuansa klasik, warna hitam dan putih yang everlasting. "Sekarang saya lagi suka baju yang item-item gitu. Misalnya kaus belang hitam putih, vest, celana item, sepatu mencos. Kemeja polkadot item putih, jaket kulit atau trench coat. Kalo bosan, ganti lagi, tetapi tetap tematis," ujar penggemar sepeda motor klasik ini. Apa pun itu, kalau dipakai dengan percaya diri, pasti akan gaya. Bener nggak, Bil? ***








SEJARAH THE CHANGCUTERS

SEJARAH THE CHANGCUTERS


Berawal dari persahabatan 3 orang pria yang hobinya exist, yaitu Tria , Qibil dan Dipa yang pada tahun 2000 berlajar di Fakultas Ilmu Komunikasi di sebuah Universitas Negeri Bandung. Selain bersama-sama kuliah di sana, mereka juga sangat gemar menghadiri acara-acara pentas musik yang marak berlangsung di kota Kembang. Dari mulai acara lokal yang skalanya kecil sampai dengan konser artis mancanegara. 

Hampir tiap acara musik mereka hadiri, hingga akhirnya pada suatu malam di tahun 2004, Tria, Qibil dan Dipa memiliki sebuah gagasan untuk membentuk Band, namun bukan sembarang Band, mereka ingin sesuatu yang baru dan menyegarkan, sesuatu yang tidak biasa, bahkan luar biasa, seperti halnya pemilihan nama bandnya yaitu THE CHANGCUTERS.


Sejarah Nama Band The Changcuters

Nama The Changcuters ini dipilih secara spontan, diambil dari nama seorang teman, tepatnya teman SMP Qibil yaitu Cahya yang nama panggilannya adalah “Cangcut” Begini ceritanya: Sebenarnya nama Changcuters sudah ada jauh sebelum mereka bertiga membentuk band. Pada awalnya Tria, Qibil dan Dipa serta beberapa teman kuliah mereka sering sekali berfoto ala anak Band, dan pada masa-masa mereka hobi berfoto ria, bertemulah mereka dengan Cahya yang nama panggilannya adalah “Cangcut”, Tria, Dipa dan teman2 lainnya merasa heran dengan nama panggilan itu..mereka merasa nama Cangcut tersebut adalah nama yang lucu..akhirnya setelah bertemu si “Cangcut”, kata2 cangcut menjadi panggilan akrab mereka seperti “Apa kabar Cut?”, “Kemana aja Cut?” dan lain-lain. Karena kejadian-kejadian itulah, akhirnya folder foto mereka yang bergaya anak band tersebut, dinamai dengan Changcuters dan akhirnya ketika Tria, Dipa dan Qibil memutuskan untuk membentuk Sebuah Rock N Roll Band mereka langsung sepakat kalo nama bandnya adalah THE CHANGCUTERS


Formasi The Changcuters

Pada tanggal 19 September 2004 The Changcuters terbentuk, Pada awalnya The Changcuters beranggotakan 3 Orang saja yaitu Tria (Vokal), Qibil (Gitar) dan Dipa (Bass) lalu untuk pengisi instrument lainnya mereka mengajak Alda (Gitar) dan Erick (Drum) sebagai additional Player. Alda adalah teman SMA Qibil dan pernah juga satu Band bersama Qibil semasa SMA, sedangkan Erick juga teman seband Qibil semasa SMP dan SMA awal. Formasi ini ternyata tidak berlangsung lama, Erick hanya dapat membantu sampai pada saat pembuatan demo awal The Changcuters yang berisi 4 lagu. Erick tidak dapat membantu kita karena pada saat itu Erick masi tergabung dalam Band lain.

Setelah berlatih dengan materi-materi lagu mereka sendiri akhirnya mereka merasa siap untuk segera tampil. Karena keterbatasan relasi, akhirnya mereka mencoba mengikuti audisi band agar bisa tampil di acara tersebut. Karena Erick tidak bisa membantu pada saat itu akhirnya posisi additional drummer diambil oleh Irwan yang merupakan teman dari teman mereka. Alhamdulillah, walaupun Irwan baru sekali latihan, The Changcuters berhasil lolos audisi dan manggung untuk pertama kalinya..Audisi demi audisi telah mereka lewati dan dari semua audisi, mereka selalu lolos dan berhasil manggung. 

Ternyata posisi Irwan pada drum tidak berlangsung lama, Irwan mengundurkan diri dari posisi additional drummer di tahun 2005 Akhir, setelah sebelumnya sempat membantu kita membuat demo kedua kita yang berisi 12 lagu.

Bertepatan dengan mengundurkan dirinya Irwan, Erick juga mengundurkan diri dari band lamanya. Tanpa pikir panjang lagi, Tria Qibil dan Dipa akhirnya mengajak Erick lagi dan menetapkan Erick dan Alda yang tadinya additional player sebagai personil tetap The Changcuters


The Changcuters Membuat Album


Dari awal audisi, The Changcuters sudah membawakan materi lagu sendiri. Materi tersebut sudah masuk ke radio-radio di Bandung dan sempat juga masuk chart teratas di acara indie chart di beberapa radio di Bandung. Berawal dari situ The Changcuters mulai dikenal luas terutama di Bandung. Banyak yang mulai menyukai The Changcuters dan banyak juga yang menanyakan album kita bisa didapatkan di mana. Atas dasar itulah The Changcuters memberanikan diri untuk membuat demo berisi 12 tembang yang pada awalnya akan kita release sendiri.

Pada saat mereka hendak mencari label rekaman, mereka bertemu Uki “Peterpan” yang dulunya pernah satu band dengan Qibil dan Erick. Mereka pada awalnya hanya ingin berkonsultasi dengan Uki tapi nasib berkata lain, ternyata Uki tertarik untuk memproduseri mereka karena pada saat itu Uki sedang mencoba membuat label rekaman baru yang bernama Masterplan Records dan The Changcuters menjadi releasan pertamanya. Singkat kata singkat cerita, album perdana The Changcuters pun release di bawah naungan Masterplan Records.

Album yang bertajuk “Mencoba Sukses” ini release pada tanggal 11 Agustus 2006 yang diiringi dengan launching album yang cukup spektakuler, yang mereka namakan “Konser Modal Nekat The Changcuters”, konser tunggal The Changcuters yang dihadiri oleh kurang lebih 10.000 orang


Mencoba Sukses Kembali


Diumur 2 tahun, sudah cukup banyak prestasi yang diukir The Changcuters antara lain menjadi Band Of The Year 2006 Versi majalah SMA, Rookie Of The Year 2006 versi salah satu radio swasta terkenal di Bandung dan lain sebagainya. Dan di umurnya yang ke 3 tahun, setelah habis kontrak dengan Masterplan Records, The Changcuters mendapatkan tawaran dari sebual label rekaman yang sudah sangat terkenal di Indonesia yaitu SONY&BMG Indonesia. Rencananya Sony&BMG akan merelease album repacked pada akhir 2007..Jadi untuk kamu yang mengaku Changcut Rangers sejati, mari kita dukung The Changcuters agar dapat terus berkarya sampai kakek-kakek..LETS ROCK N ROLL…Beli yang asli jangan yang bajakan..Wow..Maaaa’!!